Iniadalah sebuah contoh puisi pendek tentang sahabat yang dapat dijadikan acuan dalam membuat puisi. "Sahabatku, Jiwaku" (Karya: Asty Kusumadewi) Sahabatku Engkaulah jiwaku Engkaulah manusia sabar selain keluargaku Engkaulah yang membantuku dikala susah Ini bukan berbicara siapa aku Bukan berbicara siapa kamu Tapi berbicara siapa kita DeraiDerai Cemara ~ CRAIRIL ANWAR - puisi puisi kita. puisi puisi kita kumpulan puisi, pantun, kata mutiara untuk kita semua. Biografi Chairil Anwar (1922 - 1949) Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 Julai 1922. Puisi Bahasa Inggris tentang persahabatan A Deep Meaning of Friendship Friendship is like the two rings that have PuisiSingkat Tentang Persahabatan Contoh Syair Untuk from evietrepas.blogspot.com. Home » » puisi chairil anwar tentang sahabat puisi chairil anwar tentang sahabat. Siapa tahu mereka menyukainya atau bahkan terharu, kemudian membalas puisimu. Tapi tolong jangan di copy ya next~ hehe. Source: evietrepas.blogspot.com Fast Money. KUMPULAN PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR – Assalamu’alaikum sobat Deweezz semuanya.. Alhamdulillah ya kita masih berjumpa, kalian pun masih diberikan kenikmatan oleh-Nya sehingga masih terus mengikuti dan selalu menyimak artikel-artikel kami. Puisi Chairil Anwar Masih berbicara mengenai puisi, kalau yang sebelumnya itu ada puisi persahabatan dan puisi cinta. Nah, sekarang ini kami akan mengulas dan memberikan sebuah kumpulan puisi karya Sang Penyair Legendaris Indonesia. Tebak coba sob siapa..?! tik..tok.. Yap betul Sob! Beliau adalah Chairil Anwar, seorang penyair tersohor di bumi Nusantara ini. Puluhan karyanya selalu mendapat apresiasi yang baik dari pembaca dan masyarakat. Sebelum kamu menyimak kumpulan puisi-puisi karya beliau, ada baiknya kita mengenal lebih dahulu sosok Chairil Anwar itu seperti apa. Langsung aja simak sob, CEKIDOT..!! Daftar IsiBiografi Chairil AnwarKumpulan Puisi Karya Chairil AnwarPuisi Chairil Anwar Aku’Puisi Chairil Anwar Aku Berkaca’Puisi Chairil Anwar Diponegoro’Puisi Chairil Anwar Krawang-Bekasi’Puisi Chairil Anwar Maju’Puisi Chairil Anwar Yang Terampas dan Yang Putus’Puisi Chairil Anwar Hampa’Puisi Chairil Anwar Senja di Pelabuhan Kecil’Puisi Chairil Anwar Kepada Kawan’Puisi Chairil Anwar Cerita Buat Dien Tamaela’Puisi Chairil Anwar Persetujuan Dengan Bung Karno’Puisi Chairil Anwar Sebuah Kamar’Puisi Chairil Anwar Rumahku’Puisi Chairil Anwar Sajak Putih’ Biografi Chairil Anwar Chairil Anwar, adalah seorang penyair tersohor di bumi Nusantara ini. Beliau lahir di Kota Medan, pada tanggal 26 Juli 1922 dan meninggal di usia yang masih terbilang cukup muda, yaitu 26 tahun, pada tanggal 28 April 1949 di Jakarta. Beliau memiliki julukan sebagai “Si Binatang Jalang”. Beliau menekuni dunia sastra, hingga tercipta sebanyak 96 karya, termasuk 70 puisi. Puisi pertamanya dipublikasi pada tahun 1942, 2 tahun setelah beliau pindah dari Medan ke Jakarta. Banyak berbagai tema karya sastra puisi yang beliau tulis, di antaranya menyangkut pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, dan multi-intepretasi. Puisi Chairil Anwar Aku’ AKU Kalau sampai waktuku Aku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Puisi Chairil Anwar Aku Berkaca’ AKU BERKACA Ini muka penuh luka Siapa punya? Ku dengar seru menderu Dalam hatiku Apa hanya angin lalu? Lagi lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah..!!! Segala menebal, segala mengental Segala tak ku kenal..!!! Selamat tinggal…!! Puisi Chairil Anwar Diponegoro’ DIPONEGORO Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati Puisi Chairil Anwar Doa’ DOA Kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Cahaya Mu panas suci Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintu Mu aku bisa mengetuk Aku tidak bisa berpaling Puisi Chairil Anwar Krawang-Bekasi’ KRAWANG-BEKASI Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi Tidak bisa teriak Merdeka’ dan angkat senjata lagi Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami Terbayang kami maju dan mendegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan ati 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan, atau tidak untuk apa-apa Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata. Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenang lah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenang lah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi Puisi Chairil Anwar Maju’ MAJU Bagimu negeri Menyediakan api Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang Puisi Chairil Anwar Yang Terampas dan Yang Putus’ YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS Kelam dan angin lalu mempesiang diriku Menggigir juga ruang di mana dia yang ku ingin Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu Di Karet, di Karet daerahku sampai juga deru dingin Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang Dan aku bis lagi lepaskan kisah baru padamu Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlaku beku Puisi Chairil Anwar Hampa’ HAMPA Sepi di luar. Sepi menekan mendesak Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut Tak satu kuasa melepas renggut Segala menanti. Menanti. Menanti Sepi Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat mencekung punda Sampai binasa segala. Belum apa-apa Udara bertuba. Setan bertampik Ini sepi terus ada. Dan menanti Puisi Chairil Anwar Senja di Pelabuhan Kecil’ SENJA DI PELABUHAN KECIL Ini kali tidak ada yang mencari cinta Di antara gudang, rumah tua, pada cerita Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam Ada juga kelepak elang menyinggung muram Desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan Tidak bergerak dan kini tanah air tidur hilang ombak Tiada lagi. Aku sendirian. Berjalan menyisir semenanjung Masih pengap harap Sekali tiba di ujung Dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat Sedu penghabisan bisa terdekap Puisi Chairil Anwar Kepada Kawan’ KEPADA KAWAN Sebelum ajal mendekat dan menghianat Mencengkam dari belakang ketika kita tidak melihat Selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa Belum bertugas kecewa dan gentar belum ada Tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam Layar merah berkibar hilang dalam kelam Kawan, mari kita putuskan kini di sini Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri Jadi Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan Tembus jelajah dunia ini dan balikkan Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu Pilih kuda yang paling liar, pacu laju Jangan tembatkan pada siang dan malam Dan Hancurkan lagi apa yang kau perbuat Hilang sonder pusaka, sonder kerabat Tidak minta ampun atas segala dosa Tidak memberi pamit siapa saja Jadi Mari kita putuskan sekali lagi Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi Sekali lagi kawan, sebaris lagi Tikamkan pedangmu hingga ke hulu Pada siapa yang mengairi kemurnian madu..!! Puisi Chairil Anwar Cerita Buat Dien Tamaela’ CERITA BUAT DIEN TAMAELA Beta Pattirajawane Yang dijaga datu-datu Cuma satu Beta Pattirajawane Kikisan laut Berdarah laut Beta Pattirajawane Ketika lahir dibawakan Datu dayung sampan Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala Beta api di pantai. Siapa mendekat Tiga kali menyebut beta punya nama Dalam sunyi malam ganggang menari Menurut beta punya tifa, pohon pala, Badan perawan jadi hidup sampai pagi tiba Mari menari! Mari beria! Mari berlupa! Awas jangan bikin beta marah Beta bikin pala mati, gadis kaku Beta kirim datu-datu Beta ada di malam, ada di siang Irama ganggang dan api membakar pulau Beta Pattirajawane Yang dijaga datu-datu Cuma satu Puisi Chairil Anwar Persetujuan Dengan Bung Karno’ PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO Ayo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengan bicara mu Dipanggang di atas api mu Digarami lautmu dari mulai tanggal 17 Agusutus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu Aku sekarang api, Aku sekarang laut Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat Di zat mu, di zat ku kapal-kapakl kita berlayar Di urat mu, di urat ku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh Puisi Chairil Anwar Sebuah Kamar’ SEBUAH KAMAR Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu Sudah lima anak bernyawa di sini, Aku salah satu Ibuku tertidur dalam tersedu Keramaian penjara sepi selalu Bapak ku sendiri terbaring jemu Matanya menatap orang tersalib di batu Sekeliling dunia bunuh diri Aku minta adik lagi pada Ibu dan Bapak ku Karena mereka berada di luar hitungan Kamar begini 3 x 4 terlalu sempit buat meniup nyawa Puisi Chairil Anwar Rumahku’ RUMAHKU Rumah ku dari unggun timbun sajak Kaca jernih dari luar segala nampak Ku lari dari gedong lebar halaman Aku tersesat tak dapat jalan Kemah ku dirikan ketika senja kala Di pagi terbang entah ke mana Rumah ku dari unggun timbun sajak Di sini aku berbini dan beranak Rasanya lama lagi Tapi datangnya datang Aku tidak lagi meraih petang Biar berleleran kata manis madu Jika menagih yang satu Puisi Chairil Anwar Sajak Putih’ SAJAK PUTIH Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi Malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita mati datang tidak membelah *** Itulah Sob, karya-karya yang melegenda hasil tangan sang penyair tersohor asli dari Indonesia. Walaupun Chairil Anwar sudah wafat sejak lama, namun karya-karyanya hingga kini masih tetap dikenang, dan banyak juga masyarakat yang menyukainya. Kedua karyanya yang kini masih tinggi eksistensi yaitu puisi yang berjudul AKU dan KRAWANG-BEKASI. Tak hanya karyanya saja yang selalu diingat, makam beliau pun hingga kini masih banyak orang yang menziarahi. Kita sebagai saudara sebangsa se-tanah air dan penikmat karyanya, marilah berdoa untuk beliau agar diberikan tempat yang mulia olehNya. Oke Sob, Kami pamit dulu deh pada perjumpaan kali ini. Tunggu artikel kami selanjutnya. TINGKATKAN WAWASAN KAMU DENGAN MEMBACA Terima kasih sudah berkunjung Hiiii all!!!!! Aku baru buat blog nih…. Maaf ya kalo kurang maksimal..... Aku tahu pasti kalian semua punya sahabat yang kalian sayangi… sama halnya dengan aku, akupun punya sahabat ataupun temen yang aku sayangi, karna canda tawa mereka hari kita jadi berwarna kan???? Nah disini saya akan memberikan seuah karya puisi yang aku sukai… yepss!!!! Betull!!! Aku suka sama puisi karya "CHAIRIL ANWAR" karena menurutku karya-karya puisi milik beliau sangat indah dan menyentuh hati... 1 puisi milik CHAIRIL ANWAR tentang sahabat SAJAK PUTIH Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah 2puisi milik CHAIRIL ANWAR tentang sahabat DERAI DERAI CEMARA cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah 3 puisi milik CHAIRIL ANWAR tentang sahabat SELAMAT TINGGAL Aku berkaca Ini muka penuh luka Siapa punya? Kudengar seru menderu dalam hatiku Apa hanya angin lalu? Lagu lain pula Menggelapar tengah malam buta Ah………!!! Segala menebal, segala mengental Segala tak kukenal…!! Selamat tinggal..!! Demikian puisi milik pujangga Indonesia yang sangat tersohor dalam karya sastra Indonesia. Dan semoga untuk para pembaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat…^_^. Maaf jika ada salah kata.... Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 103810 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d826bab0a2f0c33 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

puisi chairil anwar tentang persahabatan